TEWENEWS, Pangkalan Bun – Tampilan sederhana. Itulah sosok H. Hamdhani, anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, wakil dari daerah pemilihan (dapil) Kalimantan Tengah pada pemilu 2014 dengan tiket 29.633 suara.
Meski tampak tak banyak bicara saat di luar panggung parlemen, namun ia terkenal gigih saat memperjuangkan aspirasi konstituennya. Itu tercermin jelas pada setiap sidang komisi. Sikapnya proakif, bukan sebaliknya. Tak ada kamus ‘datang-duduk-diam-duit-dengkur’ (5D) dalam dirinya.
Di mata sosok kelahiran Kenambui, Arut Selatan, Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah), 19 September 1964 ini, sikap dan perilaku 5D adalah ‘pengkhianatan’ atau pengingkaran terhadap amanah yang diembannya. Itulah sebabnya, Hamdhani selalu menunjukkan komitmennya selaku wakil rakyat.
Tak hanya menyuarakan aspirasi yang diperoleh dari lapangan, tapi juga menyikapi kritis sejumlah program yang sedang digodok di parlemen. Di samping untuk masyarakat konstituennya, sosok Hamdhani menyadari tugasnya sebagai wakil rakyat untuk level DPR RI, harus memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia tanpa membedakan perbedaan asal daerah, di samping tetap committed untuk masyarakat konstituennya.
Bagi Hamdhani, cara memandang masyarakat selaku konstituen yang tentu tinggal di daerah menjadi satu kesatuan. Dan cara pandang ini tak pernah terpisahkan karena latar belakang perjalanan politiknya memang cukup menunjang.
Sebelum menjadi anggota DPR RI, dirinya sejak 2004 hingga 2014 sudah menjadi wakil daerah, mewakili Provinsi kalimantan Tengah, sebagai anggota DPD RI. Tugas-tugas di Komite di DPD RI relatif tak jauh beda dengan Komisi di DPR RI. Hanya sedikit konsentrasi yang membedakannya, yakni langsung ke jantung kepentingan konstituen (untuk DPR RI), sedangkan DPD RI lebih berkonsetrasi pada kepentingan daerah.
Semuanya berujung pada kepentingan rakyat. Dan kedua kantor itu sama-sama ‘bercokol’ di Senayan. Jadi, lingkungan Senayan tak asing bagi Hamdhani. Bukan sekedar wilayah atau lingkungan, tapi medan kerja yang dihadapi dan tujuannya. Semuanya harus dijalani dengan penuh dedikasi. Itulah pertanggungjawaban seorang wakil rakyat di Senayan yang memang harus terpanggil untuk memenuhi kepentingan masyarakat daerah pemilihannya dan daerah-daerah lainnya secara nasional.
Karena itu, agenda kunjungannya bukan hanya dapilnya semata, tapi juga kunjungan kerja atas nama komisi tanpa membatasi daerah tertentu. Bahkan, kunjungan atas nama institusi secara utuh (parlemen Indonesia).
Semua itu sesuai dengan posisi di dalam gedung DPR RI. Saat bertugas di Komisi IV dengan mitra kerja Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Perkebunan dan Lingkungan Hidup (KPLH), Badan Urusan Logistik (Bulog), maka seorang Hamdhani harus singsingkan lengan bagaimana harus malang-melintang untuk bisa memahami secara regulatif, mengawasi sejumlah program beberapa kementerian mitra kerja, juga harus menentukan porsi anggarannya sebagai bentuk keberpihakan konstituen dan rakyat secara keseluruhan.
Begitu juga saat duduk di Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BK-SAP), mau tak mau harus melangkah ke berbagai belahan dunia, dalam kaitan hadiri forum antar parlemen dunia. Beberapa even international yang pernah dihadiri diantaranya Asian Parliamentary Assembly (APA) Standing Committee Meeting on Economic and Sustainable Development Affairs (25–29 Juli 2016) di Islamabad (Pakistan); Konferensi PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States OIC) ke-12 (21–28 Januari 2017) di Mali.
Dalam berbagai forum internasional itu, seorang Hamdhani berusaha mengartikulasikan sikap politik luar negeri Indonesia yang menjadi garis politik pemerintah, yakni pro Palestina dan Rohingya dalam aksi dukungan moril dan politik.
Seorang Hamdhani juga harus berkutat dengan sejumlah referensi dan sidang-sidang maraton karena posisinya sebagai organ Badan Legislasi (Baleg). Bagian yang cukup asasi ini dirasakan merupakan medan kerja yang menentukan nasib bangsa dan negara, kini ke depan.
Bagaimanapun, produk legislasi menjadi fondasi dan arah. Karenanya, tak ada kata lain kecuali harus serius dan mengedepankan kepentingan bangsa-negara. Dan kini, dengan posisi barunya di Komisi VI, juga harus bergelut dengan waktu, tenaga dan pikiran, apalagi dinamikanya berdampak langsung pada kepentingan rakyat banyak, bersifat langsung atau tidak.
Jika kita cermati sejumlah ‘pos’ yang disinggahi, maka publik dapat mencatat bahwa sesungguhnya penugasan itu menggambarkan kualitas seorang Hamdhani.
Di parlemen, memang harus siap ditugaskan di komisi manapun, oleh Ketua Fraksi atau Pimpinan Partai. Tour of duty adalah irama biasa dalam parlemen. Karena itu, tuntutan dasar seorang anggota dewan adalah kemampuan segera menyesuaikan tugas pada setiap komisi yang disinggahi.
Ini berarti, harus ada kemauan belajar. Dan jika kita amati pada sosok Hamdhani, beberapa posisi yang disinggahi relatif tertunjang dengan kapasitas personal, minimal, minatnya.
Dalam hal ini perjalanan sebelumnya yang menduduki sejumlah pos-pos ekonomi dan masyarakat, bahkan panggung politik internasional semasa sebelum dan atau sesudah menjabat sebagai wakil rakyat, semua itu memperlancar tugasnya. Tidak berangkat dari nol sama sekali.
Dan memang, seorang Hamdhani memiliki segudang pengalaman organisasi yang cukup panjang. Tercatat posisinya sebagai Wakil Ketua Bidang ESDM KADIN Pusat (2004-2008), BPP HIPMI–Departemen Pengembangan Usaha Anggota (1992 – 2002), Junior Chamber International Senate ASEAN–Director (1999–sekarang), Wakil Ketua Bidang Kelautan – KADIN Pusat (2010 – sekarang), Deklarator Forum Peduli Borneo Kalimantan Tengah (2012), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Ekonomi (2014 – sekarang), Pembina Dewan Adat Dayak Indonesia (2016–sekarang), Koordinator Wilayah ESQ Provinsi Kalimantan Tengah, dan Pembina Petani NasDem Kalteng (2015–sekarang).
Semua catatan pengalaman dan organisasi yang digelutinya membuat dirinya kian enjoy dalam mengemban tugas di parlemen, meski harus jalani tour of duty. Di samping profesional, juga tertunjang dengan integritas pro kerakyatannya. Rakyat pun ikut enjoy melihat kiprah dan atau perannya.
Sebuah catatan, apa yang dilakukannya tampak dilalui dengan enjoy. Hal ini tak lepas dari nurani keterpanggilannya untuk memberikan yang terbaik kepada rakyat, sesuai kemampuan maksimalnya.
Dalam dirinya terus terpatri bagaimana seorang Hamdhani ingin terus bersama rakyat dalam kerangka memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi rakyat dimanapun, berjangka menengah dan panjang.
Sifat jangka inilah yang mendorong Hamdhani memperjuangkan bagaimana program pro kerakyatan harus sampai dan ternikmati sehingga membuahkan hasil nyata, mulai proses awal hingga pengembangannya.
Tekad dan komitmen kuat itu terefleksi jelas dengan upaya maksimalnya. Dalam hal ini masyarakat luas, terutama para konstituennya, dapat menyaksikan dalam sejumlah realisasi program, sebut diantaranya seperti realisasi pendistribusian 540 unit traktor roda dua, 40 uni traktor roda empat, 600 pompa air, 70 rice transplanter, 60 unit alat pemanen cepat dan 18 unit power treses.
Tentu, sejumlah bantuan itu bukan dirinya, tapi melalui Hamdhani yang bermitra kerja dengan Kementerian Pertanian, teralisasi sejumlah paket pengembangan pro pertanian itu.
Masih banyak lagi. Dalam kontek pertanian, Hamdhani berhasil realisasikan 16 paket bantuan indukan sapi, 35 paket bantuan unit pengolahan pupuh organik (UPPO), 40 bantuan kebun bibit rakyat (KBR), 30.000 bibit tanaman produktif, bantuan bibit kelapa darat untuk lahan 400 hektar di Kotim dan Kobar, bantuan benih dan pakan untuk 45 kelompok pembudidaya ikan, Pembangunan Instalasi Karantina Hewan Pangkalan Bun, bantuan pembangunan cold storage and ice flake. Dan masih banyak lagi yang belum terlaporkan.
Yang cukup unik, sebagai seorang yang peduli rakyat, Hamdhani tergerak ikut ambil bagian dari program bedah rumah sebanyak 350 unit. Juga, perjuangkan beasiswa untuk 2000 siswa (SD, SMP, SMA dan SMK) dan penyerahan 7.299 sertifikat tanah Program PTSL 2017 di Kabupaten Kotawaringin Barat dan kabupaten-kabupaten lainnya di Kalimantan Tengah.
Hamdhani telah menunjukkan kerja nyata untuk rakyat yang telah mempercayakan suaranya untuk dirinya. Potret ideal seorang wakil rakyat.(Tim)