Belum Ada Juknis, Dana Rp 474 Juta, “Ngendap” di Kas Daerah

oleh -37 views

TEWENEWS, Muara Teweh – Tunggakan gaji pegawai tidak tetap (PTT) di Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) I Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalteng, masih belum ada solusinya. Ironisnya, dana yang dianggarkan melalui APBD Barut 2018, masih “Ngendap” dalam kas daerah.

Hal ini terungkap, dalam rapat internal bidang Perbantuan dan Pengawasan SMA/SMK/SLB Dinas Pendidikan Barut, bersama pihak sekolah SMAN-1 Teweh Baru, Senin (4/3/2019). Hadir pula dalam rapat, ketua komite dan petugas PTT.

“Kita menunggu surat petunjuk dari Gubernur Kalteng. Dana dianggarkan dalam APBD Barut 2018, namun harus ada surat petunjuk Gubernur, karena PTT SMA/SMK/SLB wewenang Provinsi Kalteng,” ungkap Kabag Perbantuan dan Pengawasan SMA/SMK/SLB Drs.Saprudin S Tingan.

Saprudin menyebutkan, ada sekitar Rp 474 juta dana dialokasikan untuk PTT, atas konsekwensi SK bupati, sebelum kewenangan diambil alih Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Dana tersebut untuk honor 79 PTT dalam SK Bupati Barut.

Hanya saja, dana terpaksa diamankan dalam kas daerah, karena surat petunjuk membolehkan daerah membayar honor PTT seperti tahun sebelumnya dari Gubernur, tidak juga diterbitkan. Namun dana itu tetap bisa diambil, meski sudah tahun anggaran 2019.

“Mereka tetap terdaftar di 2019, namun dana dialokasikan APBD Provinsi Kalteng. Rasanya alokasi dana honor PTT se Kalteng untuk 2019, kurang lebih Rp 25 miliar. Termasuk untuk honor 79 orang PTT di wilayah Barut,” tegas Saprudin.

Seperti diketahui, permasalahan tunggakan honor PTT terungkap setelah akun Fb Jumiati, mengadukan ke publik bahwa dirinya dan suami sudah 15 bulan tak digaji. Dia PTT di Sekolah Menengah Atas Negri (SMAN) I Sikui, Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara.

“Saya binggung mau minta dengan siapa honor saya dan suami sebagai PTT, karena sejak Januari 2018 sampai sekarang belum di bayar, baik oleh pihak sekolah maupun pihak Dinas,” ujarnya kepada tewenews, Sabtu (2/3/2019)

Jumiati menambahkan, ia sudah meminta kepada pihak sekolah untuk honor yang belum di bayar, tetapi di jawab oleh pihak sekolah bahwa dana masih belum keluar dari pihak dinas, sedangkan untuk tiga orang PTT yang lain sudah di bayar, kenapa hanya saya dan suami yang belum di bayar katanya sedih.

“Tugas suami saya itu berat, menjaga sekolah yang ada 22 unit komputer, mengangkat mesin pompa air ke danau yang lumayan jauh dalam satu minggu bisa dua kali dan sekolah tidak bisa di tinggal takut ada pencuri,” jelasnya. (Tim)