TEWENEWS, Malaka – Desa Umanen Lawalu, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Fokus Budidaya ayam potong (Broiler). Kegiatan usaha ini dialokasikan dari Dana Desa sebesar Rp 100 juta, yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) tahun anggaran 2018. Hasilnya kini mereka sudah siap panen ayam pedaging tersebut.
Masyarakat desa tentu akan menikmati hasilnya dan sekaligus di pasarkan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Malaka. Tujuan budidaya ayam potong (Broilrr) ini selain untuk menambah dan meningkatkan usaha perekonomian warga, juga meningkatkan gizi warga desa serta warga kabupaten Malaka karena mengkomsumsi daging ayam.
Kepala Desa Umanen Lawalu, Emanuel Bria Mali kepada wartawan, saat di temui di lokasi peternakan ayam potong desa mengatakan, kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat dimana dengan adanya dana desa melalui dana APBN sejak 2016 lalu, pada tahun 2018 ini warga kami bisa beternak ayam potong sebanyak 1.450 ekor, bahkan akan dibudidayakan lebih banyak lagi.
“Untuk tahun 2018 dana BUMDES semuanya di gelontorkan untuk pembangunan kandang ayam dan pembelian bibit ayam potong sebanyak 1.450 ekor, bahkan akan ditargetkan setiap minggu pihaknya panen sebanyak 1000 ekor ayam potong, sebab sesuai pantauan di pasar, 90% ayam potong yang dijual di wilayah atau pasar di kabupaten Malaka, murupakan hasil budidaya dari kabupaten luar, maka kita ingin BUMDES kita menjawab kebutuhan ayam pedaging di kabupaten Malaka,” ungkapnya.
Dia menambahkan usaha BUMDES ini sudah lama, memang sudah saya inisiatifkan membangun satu usaha di desa yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui dana desa, sehingga sebelum dana itu cair kami bersama warga melakukan Musyawarah Desa (MUSDES) guna membahas dan memusyawarahkan apa jenis usaha yang layak untuk di kembangkan di desa ini.
“Sebelumnya kami bersama masyarakat, BPD, LPM dan tokoh masyarakat sepakat untuk mendirikan Bumdes yang bergerak di bidang pemeliharaan ayam potong, sehingga begitu dana cair kami langsung melakukan pembangunan kandang ayam potong di lokasi yang jauh dari pemukiman warga, hal ini dilakukan karena kami juga menjaga sisi lingkungan harus di jaga,” jelasnya.
Terkait dana yang di gunakan ia mengatakan bahwa, dana yang ia pakai totalnya 100 juta, sehingga untuk bisa menangani sejumlah kebutuhan untuk kelengkapan kandang ayam dan alat penerangan dan pompa air serta kebutuhan lainya juga akan menadatangkan pasokan bibit ayam potong setiap minggu.
“Saya menunjuk 10 orang warga desa, yang bertanggung jawab untuk memberikan makan, vitamin dan obat kepada ternak ayam yang di pelihara itu, selain itu juga bertanggung jawab untuk keamanan kandang ayam, termasuk penerangan menggunakan listrik, demikian pula untuk air minum ayam disiapkan mesin pompa air,” pungkas Emanuel.
Sekarang ini ada sebanyak 1.450 ekor ayam yang berumur 10 hari, ada juga yang siap panen. Hal ini terus dipantau perkembangannya, dengan melakukan perawatan kesehatan serta pemberian multivitamin dan pakan agar ayam sehat dan siap panen setelah berumur 1 bulan. (Beres)