Cegah Stunting, CSR Pada Idi  Laksanakan Penyuluhan dan Pelatihan

oleh -10 views

TEWENEWS, Barito Utara – Prevalensi stunting di Barito Utara masih terbilang sangat tinggi. Berdasarkan Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka prevalensi stunting di Barito Utara sebesar 28,1% atau di atas rata-rata nasional yaitu 24,4%. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting di Barito Utara, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemenuhan gizi seimbang khususnya mengenai pemberian menu makanan untuk bayi.

Selaras dengan tujuan nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No 71 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Pemerintah Barito Utara selalu berupaya untuk menurunkan kasus stunting.

Sebagai perusahaan yang beroperasi di Barito Utara, PT Pada Idi pun turut serta mendukung program-program pemerintah di berbagai bidang salah satunya di bidang kesehatan terkait dengan kasus stunting yaitu melalui Program Posyandu Parenting Mandiri.

Salah satu kegiatan dalam Program Posyandu Parenting Mandiri adalah Penyuluhan Stunting dan Pelatihan Pembuatan Makanan Tambahan untuk balita.

Pelatihan ini dilaksanakan di Kantor Desa Papar Pujung dan dihadiri oleh Kader Posyandu dan para ibu dari Desa Papar Pujung. Pelatihan ini menghadirkan Ahli Gizi Puskesma Kecamatan Lahei Barat dan Pendamping KB dari Kecamatan Lahei Barat.

Agus Nurdiansah, selaku CSR PT. Pada Idi, mengungkapkan bahwa kegiatan penyuluhan stunting dan pelatihan pembuatan makanan tambahan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pemahaman yang lebih dalam untuk Kader Posyandu akan isu stunting.

“Kegiatan ini juga ditujukan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat makanan tambahan,” jelas Agus kepada wartawan, Kamis (23/3)

Menurut Agus, Kader Posyandu hingga Kades Papar Pujung menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan sebanyak dua kali pada Januari 2023 lalu ini.

“Pelatihan ini merupakan hal baru bagi kami, sebelumnya kami belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini” ungkap salah satu kader posyandu (S).

“Kegiatan ini cukup menarik dan sangat bermanfaat bagi ibu-ibu karena mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan praktik langsung membuat makanan tambahan tersebut. Dengan adanya pelatihan ini, kader posyandu di desa kami bisa membuat makanan yang bergizi untuk anaknya dan peserta posyandu” ungkap Kepala Desa Papar Pujung (I).

Terdapat 4 menu yang dipraktikkan dalam pelatihan ini. Menu yang dipraktikkan tidak perlu menggunakan bahan-bahan yang mahal dan banyak. Bahan bahan yang digunakan seperti tepung beras, ikan, telur, sayuran, dan lainnya. Dengan 3-5 macam bahan saja, kader posyandu bisa membuat makanan tambahan yang bervariasi sehingga anak tidak bosan memakannya. Meskipun demikian, menu makanan yang dibuat harus memenuhi 3 unsur yaitu memiliki gizi yang cukup, aman, dan memiliki rasa yang enak.

Pelatihan pembuatan makanan tambahan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan kader-kader posyandu dan meningkatkan keterampilan dalam menyusun menu dan membuat makanan tambahan untuk balita.

“Program ini merupakan bentuk kepedulian kami akan isu stunting yang ada. Semoga kegiatan ini bisa memberikan dampak yang positif bagi seluruh pihak dan turut serta menjadi kontribusi kami, PADA IDI , dalam menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di wilayah Barito Utara,” pungkas Agus.

(AP/Tim)