TEWENEWS, Tamiang Layang – Untuk meningkatkan wawasan terkait pertanian, Penyuluh Pertanian Bartim melaksanaka studi banding dan kunjungan lapangan ke BPP Kecamatan Pandawan Dinas Pertanian Kabupaten HST, Rabu, (13/3/2019).
Sebanykak 47 orang Rombongan dari PPL , bidang penyuluhan dan SDM Dinas Pertanian Bartim yang terdiri dari Penyuluh Pertanian dan Pejabat Struktural dengan didampingi langsung oleh Kepala bidang penyuluhan Suriadinata, SP, kepala seksi Kelembagaan petani David Y Anggen SP, dan kepala seksi Ketenagaan penyuluh pertanian Nursam, SP.
Rombongan diterima dan di pandu oleh Sekretaris dinas pertanian HST bapak Misradi beserta jajaran, Koordinator BPP Pandawan beserta jajaran Penyuluh Pertanian.
Penyuluh Pertanian Kabupaten Barito Timur Kalimantan tengah menginginkan suatu informasi sebagai tambahan wawasan dan pembanding dalam mengelola Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di wilayah Kabupaten barito timur Kalimantan tengah .
Informasi tersebut khususnya pengalaman yang telah dilaksanakan di BPP Pandawan , antara lain tentang keberadaan BPP, sinergitas dengan dinas lingkup pertanian dalam pelaksanaan penyuluhan kepada lembaga petani dan sistem pelaporan elektronik Simulhan, pengelolaan demplot di BPP . Dalam sambutannya sekretaris dinas pertanian bapak Misradi menyampaikan bahwa keberadaan BPP Pandawan bukan merupakan UPTD BPP di bawah dinas pertanian kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Selanjutnya disampaikan juga bahwa Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Pandawan mempunyai fungsi sebagai tempat pertemuan untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Sedangkan tugas pokok BPP sesuai dengan Permentan Nomor 26/Permentan/0T.140/4/2012 adalah :
a. Menyusun Programa Penyuluhan BPP
b. Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan
c. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar
d. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama
e. Memfasilitasi peningkatan kapasitas Penyuluh melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan
f. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha bagi pelaku utama
Sedangkan keberhasilan dan kinerja Penyuluh di BPP dapat diukur melalui 9 (sembilan) indikator kinerja Penyuluh, yaitu :
1. Tersusunnya programa penyuluhan pertanian di BPP sesuai kebutuhan petani.
2. Tersusunnya RKTP diwilayah kerja masing masing Penyuluh Pertanian.
3. Tersedianya data peta wilayah pengembangan teknologi spesifik lokasi sesuai dengan pewilayahan komoditas unggulan.
4. Terdiseminasinya informasi teknologi secara merata sesuai kebutuhan petani.
5. Tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian petani/kelembagaan petani.
6. Terwujudnya kemitraan usaha yang saling menguntungkan antara petani dengan pengusaha.
7. Terwujudnya akses petani ke lembaga keuangan, informasi sarana produksi pertanian dan pemasaran.
8. Meningkatnya produktifitas agribisnis komoditas unggulan di wilayah kerja.
9. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani di masing-masing wilayah.
Selanjutnya dalam diskusi juga ditanyakan oleh Penyuluh Pertanian Bartim tentang upaya penyelenggaraan demplot / uji coba, penilaian kemampuan kelas Kelompoktani , penyusunan DUPAK serta sarana prasarana penyuluhan yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian.
Dalam penjelasannya sesuai pengalaman Koordinator BPP Pandawan bahwa untuk pelaksanaan demplot ada alokasi anggaran dari APBD , sedangkan untuk uji coba dan kaji terap bisa kerjasama dengan pihak lain, misalnya dengan penyuluh pertanian swadaya.
Semoga dengan adanya kegiatan kunjungan studi banding ini mampu mempererat silaturahmi dan menambah wawasan dan meningkatkan kapasitas penyuluh Pertanian Kabupaten Barito Timur. (DPB/TWN5)