Dukungan ke Pasangan Denny-Difri Meluas, Tagar #SaveDennyCagubKalselBerhijrah Trending

oleh -79 views

TEWENEWS, Jakarta – Pasca mengantongi dukungan Partai Gerindra dan Demokrat, pasangan bakal calon gubernur Kalsel Denny Indrayana- Difriadi, terus terus banjir dukungan publik. Kebangaan bahwa akhirnya pasangan yang berkomitmen melakukan politik bersih di Pilgub ini, diwujudkan munculnya berbagai gerakan publik.
Setelah sebelumnya sejumlah relawan melakukan aksi sujud syukur bersama, kini giliran jagad medsos diguncang besarnya arus dukungan terhadap pasangan Haji Denny-Difri ini. Tagar #SaveDennyCagubKalselBerhijrah saat ini trending di media sosial.

Arus besar dukungan atas Haji Denny-Difriadi yang mengusung tagline Hijrah Gasan Banua ini, karena masyarakat menginginkan adanya perubahan lebih baik di Kalsel. Baik terkait tata kelola ekonomi, lingkungan, maupun sosial budaya.
Di sisi lain, trending #SaveDennyCagubKalselBerhijrah saat ini juga menjawab aksi para buzzer yang mentweet soal kasus lama Haji Denny. Tweet mereka juga sempat trending selama beberapa jam.

Publik pun akhirnya mafhum, bahwa hal tersebut hanyalah rekayasa akun-akun bayaran tidak bertanggungjawab. Karenanya, netizen pun berusaha memberikan dukungan dengan mentweet kalimat-kalimat supportif dengan menggunakan tagar #SaveDennyCagubKalselBerhijrah
Seperti akun @bukan_jojo misalnya, dia menulis “jangan sampai yang benar dipenjara, saya yakin Denny Indrayana tidak melakukan korupsi #SaveDennyCagubKalselBerhijrah.”

Lalu akun @yugdding yang mentweet “padahal fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, tapi masih ada aja orang yang memfitnah seperti kasus pak Haji Denny yang dibilang terlibat korupsi ##SaveDennyCagubKalselBerhijrah.”
Akun @adialvandy_ tak kalah tegas dengan menulis “buat kalian yang kemaren berani tebar berita hoax untuk Haji Denny, semoga segera sadar yaa kalian. Biar idupnya tenang di dunia dan akherat. #SaveDennyCagubKalselBerhijrah.”

Haji Denny sebelumnya juga mengatakan, kasus yang munculkan saat ini sebenarnya kasus lama. Penyidik pun tampaknya juga sulit meneruskan kasus itu sendiri karena memang tidak ada tindak pidananya, mengingat tidak ditemukan kerugian negara dan tidak ada suap.

Sewaktu awal-awal mencuat pada tahun 2015, gelombang dukungan kepada Haji Denny juga meluas. Mereka ketika itu menganggap Bareskrim melakukan upaya kriminalisasi kebijakan untuk memperbaiki pelayanan paspor dari manual menjadi online yang anti calo.

Dukungan itu datang dari berbagai pihak, di antaranya Prof. Mahfud MD, Prof. Syafii Maarif, Prof. Jimly Asshiddiqie, Prof Saldi Isra, Refly Harun, dan komunitas WNI di Australia. Bahkan lembaga-lembaga antikorupsi yang biasanya galak pun turut mengadvokasi kriminalisasi Haji Denny, seperti ICW, Pukat UGM, PSHK, termasuk kampus UGM dan Melbourne University sendiri.
Sebagai pengingat, waktu itu tidak hanya Haji Denny sebagai pegiat antikorupsi yang dikriminalisasi, tetapi juga Komisioner KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto, Penyidik KPK Novel Baswedan, Komisioner Komisi Yudisial Suparman Marzuki serta Taufiqurrahman Syahuri (Sofyan)