TEWENEWS, Malaka – Dewan Perwakilan Rakyat dinilai tuli dan buta soal tambak garam, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli Lingkungan (GMPL) bersama ratusan masyarakat pesisir akan mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur.
Informasi yang berhasil dihimpun, aksi unjuk rasa tersebut bertujuan menolak hadirnya perusahaan tambah garam yang dilakukan pemerintah dengan cara bekerja sama dengan PT.Inti Daya Kencana. Hal tersebut disampakan oleh koordinator aksi melalui sambung telepon gengamnya.
Korlap aksi menyampaikan kedatangan mahasiswa bersama ratusan warga ke gedung DPRD guna mengajak wakil rakyat agar sama-sama menolak tambak garam. Dia menuding tambak garam merusak lingkungan masyarakat. Wakil rakyat harus menolak tambak garam karena akan merusak lingkungan.
Masyarakat Malaka pada umumnya sudah sangat resah, sebab beberapa bulan terakhir ini kota Malaka makin panas dengan perubahan cuaca saat ini kami kwatir akan kekurangan curah hujan. Bahkan saat ini masyarakat mulai resah karena pemerintah sudah mengizinkan PT.IDK sehingga pihak PT, telah membabat puluhan hektare pohon manggrove, tanpa membukan undang-undang perlindungan manggrove.
Menurut gabungan mahasiswa asal Malaka ini, persoalan tambak garam di malaka penuh dengan drama politik, Sehingga persoalan tambak garam semakin tampak bahwa ada korporasi yang bermain untuk melindungi PT tambak garam, sehingga dampak dari drama ini masyarakat harus menjerit. Mahasiswa mendesak agar DPRD Malaka harus juga sama sama menolak hadir tambak garam di Malaka.
Sebab masyarakat mengklaim lahan tersebut milik hak ulayat, diduga pemerintah melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN) sudah mengeluarkan sertifikat hak guna usaha (HGU) kepada PT. Inti Daya Kencana, dengan cara menipu rakyat dengan memberi uang siri pinang sebanya satu juta, sedangkan lahan milik meraka dipakai selama 30 tahun.(Beres)