Gibran dan Kaesang Cium Tangan Megawati, Megawati Abaikan Kaesang, Apa Maknanya?

oleh -26 views
Kaesang-Megawati-Dicuekin
Kaesang-Megawati-Dicuekin

Polres Kotim – Momen penetapan nomor urut capres-cawapres di Gedung KPU, Selasa malam (14/11), menjadi sorotan tajam publik setelah Calon Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka, dan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, memilih memberikan tanda hormat kontroversial kepada Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

 

Kejadian ini bukanlah sekadar tarian hormat biasa. Gibran, putra sulung Presiden Joko Widodo, terlihat begitu antusias melihat kedatangan Megawati. Tanpa memedulikan konteks dan etika formal sebuah acara politik, Gibran dengan tanpa sungkan meraih tangan Megawati dan menciumnya. Megawati, sebagai tokoh politik senior, tampak merespon dengan sikap yang terkesan tidak nyaman.

 

Namun, kontroversi tidak berhenti di sana. Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, juga ikut serta dalam momen yang kontroversial ini. Dengan mengenakan jaket PSI berwarna merah, Kaesang mencium tangan Megawati sambil terbungkuk, menciptakan gambaran tarian hormat yang dianggap oleh banyak pihak sebagai sesuatu yang berlebihan dan kurang pantas dalam sebuah acara formal.

 

Keputusan Gibran dan Kaesang untuk memberikan tanda hormat kontroversial ini menuai kecaman tajam dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak yang menilai bahwa momen ini menciptakan citra politik yang kurang etis dan kurang menghargai suasana acara yang seharusnya sarat dengan keberlanjutan demokrasi dan persaingan yang sehat.

 

Beberapa kalangan melihat tindakan ini sebagai bagian dari strategi politik yang tidak patut dicontohkan, mengingat momen penetapan nomor urut capres-cawapres seharusnya menjadi ajang untuk menunjukkan profesionalisme dan sikap tegas dalam meraih dukungan masyarakat.

 

Kritik juga tertuju pada Megawati, yang dianggap terlalu pasif menerima tarian hormat yang kontroversial ini. Sebagai tokoh politik berpengalaman, seharusnya Megawati dapat memberikan contoh tentang etika dan standar perilaku dalam dunia politik.

 

Selain kecaman terhadap momen ini, muncul pertanyaan tentang apakah cium tangan ini mengandung pesan politik tertentu atau hanya sebagai aksi spontanitas dari Gibran dan Kaesang. Beberapa pihak mempertanyakan apakah ini menjadi representasi dari adanya kesepakatan atau kesepahaman tertentu di luar batas-batas formal politik.