TEWENEWS,Muara Teweh – Selama ini penanganan sampah yang ada dimulai dari pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah tingkat RW dan kelurahan atau yang umum dikenal dengan nama Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS), hingga akhirnya diangkut oleh Dinas Kebersihan kota ke Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA).
Hal inilah yang dirasakan menjadi masalah oleh kebanyakan kota besar di Indonesia, Khusus untuk penanganan sampah, berdasarkan informasi dari dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (PUPR) Kabupaten Barito Utara,Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun ada tersisa sampah yang tidak terangkut.
Fakta ini terungkap saat Kepala Dinas PUPR Ferry Kusniadi menyampaikan progres pembangunan ke PU-AN pada acara silaturahmi pemkab barut dengan wartawan yang sekaligus dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional di ruang rapat Sekda,Muara Teweh,Rabu (7/2)
Disampaikan Ferry progres bidang tata ruang untuk kegiatan persampahan dari tahun 2013-2017 produksi sampah mengalami peningkatan dari 64.961 melonjak menjadi 74.000 meter kubik.
“Untuk tahun 2017 produksi sampah sebanyak 74.000 dan untuk sampah yang terangkut sebanyak 69.560 meter kubik,”ujarnya
Sedangkan untuk armada saat ini pihaknya mempunyai motot roda tiga sebanyak 5 unit,pick up 3 unit,dump truck 6 unit,amroll truck 3 unit,compactor truck 1 unit dan gerobak sampah sebanyak 4 unit.
“adapun untuk tempat sampah sementara ( TPS ) berupa kontainer kita mempunyai 8 unit,TPS permanen 36 unit,dan bak sampah profil 64 unit,kata Ferry
Diutarakannya untuk petugas kebersihan sekarang ini kita mempekerjakan sebanyak 138 orang dan untuk sopir dan pengangkut sebanyak 58 orang
“Adapun untuk tempat pembuangan sampah akhir ( TPA ) di tahun 2017 kita sudah mempunyai sanitary lanfill,”pungkasnya (agustian)