TEWENEWS, Surabaya – Jadi suami Atnirah, 59, Karman, 60, benar-benar kesal. Omongannya itu lho, cenderung selalu merusak suasana. Bayangkan, sedang beradegan ranjang pun istri masih juga menuduh suami tukang selingkuh. Ketika kekesalan itu sudah jadi gunung es, Munajid terpaksa memecahkan dengan cara …..bercerai!
Berumahtangga sudah tiga dekade, anak cucu sudah gemrayah (banyak), tentunya tak pernah bermimpi buruk untuk menempuh jalan hidup sendiri-sendiri. Tapi perjalanan hidup anak manusia tak selalu mulus seperti lewat jalan bebas hambatan, di sana sini banyak pula ditemukan onak dan duri. Dan bilamana hambatan rumahtangga itu berupa “gempa bumi” 7 SR, putusan yang tak populer itu terpaksa diambil.
Warga Menanggal Surabaya ini sebetulnya sudah hidup bahagia bersama istrinya, Atnirah. Sejumlah cucu telah lahir sehingga melengkapi kebahagiaan suami istri. Tapi kebahagiaan mereka tiba-tiba terciderai saat Karman belakangan suka kongkow-kongkow dengan sebayanya di Pos Satpam. Ngobrol ngalor ngidul sambil main gaple bersama teman sebayanya.
Lelaki tua macam Karman, bila ngobrol dengan sebayanya yang jadi topik tentu soal penyakit dan obat kuat. Habis memang hanya itu hiburannya. Dalam usia kepala enam, memang serba tanggung sih. Mau nyaleg jadi anggota DPR terlalu tua, sedangkan mau nyawapres minimal harus 75 tahun. Serba perot, kan?
Tapi meski usia sudah oversek (lebih dari 50 tahun) dalam urusan ranjang Mbah Karman gliyak-gliyak (pelan tapi pasti) masih jalan juga. Cuma karena hobinya belakangan suka begadang, kwalitasanya jadi menurun. Nah, istrinya yang protes. Masak berbagi cinta dengan istri kok sistem kejar tayang, padahal iklannya juga nggak ada.
Di sinilah Ny. Atnirah mulai melempar tuduhan menyakitkan. Pasti suami punya gendakan di luar, sehingga tenaganya sudah terkuras habis. Punya cong-congan janda di mana? Begitu tuduhan Atnirah. Tentu saja Karman membantah, tapi sang istri selalu kenceng dengan tuduhannya. “Namamu saja sudah mengisyaratkan, Karman itu karem demenan (hobi mesum).” Kata Ny. Atnirah bak sembilu.
Karman sungguh kesal. Namanya orang sudah tua, mesti staminanya menurun, tak lagi rosa-rosa macam Mbah Marijan. Tapi terus saja suami dinyinyirin, macam politisi antagonis dari Senayan. Ini sungguh merusak suasana. Tadi voltase sudah lumayan mendekati 220 volt, eh….begitu diomeli istri ngedrop jadi 110 macam listrik jaman Orde Lama.
Bahkan soal “bibit unggul” suami yang terlalu encer, juga dimasalahkan oleh Atnirah. Kadang Karman membatin, istrinya sekarang kok sudah seperti LSM saja, suka mengkritisi suami, semuanya tak ada yang benar. Bagaimana mungkin, di tengah berbagi cinta kok masih sempat-sempatnya ngomeli suami. Itu kan sangat mengganggu suasana.
Stok kesabaran Karman langsung habis. Beberapa hari lalu dia mendaftarkan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Kepada majelis hakim dia tak mau terus terang latarbelakangnya, kecuali tak tahan punya istri terlalu bawel.
Ngaku soal istri bawel, pulang bisa diberi selotip, lho.
(Suber : Poskota)