Warga Lima Desa Ancam Demo, Terkait Polemik Kasus SMKN Ketapang

oleh -170 views

TEWENEWS, Muara Teweh – Proyek pembangunan SMKN-2 Gunung Timang di Kandui, Kabupaten Barito Utara (Barut), membuat resah masyarakat Ketapang.

Bahkan warga Desa Ketapang, mengancam melakukan aksi demo bila tak ada kepastian hukum terhadap penanganan kasus proyek bermasalah tersebut.

Warga Ketapang merasa dirugikan karena mereka pihaknya yang mengusul bangunan sekolah baru ke pemerintah pusat. Tentunya untuk bangunan SMKN-1 Gunung Timang di Desa Ketapang.

“Kami keberatan bila SMKN di Kandui menggunakan nama SMKN-1. Karena posisinya di Desa Ketapang, bukan setelah turun dana malah dibangun di Kandui,” ungkap Martilan, penggagas SMKN-1 Gunung Timang di Desa Ketapang.

Hal senada diungkap sejumlah orang tua murid di sekitar wilayah Desa Ketapang. Mereka mempertanyakan kejelasan dana. Karena alokasi anggaran untuk bangunan SMKN-1 Gunung Timang. Bukan bangunan SMKN-2 Gunung Timang.

“Logikanya, kalau sekolah di Desa Kandui diganti nama menjadi SMKN-2 Gunung Timang, lalu mana dana untuk SMKN-1 Gunung Timang. Padahal alokasi anggaran diperuntukan untuk sekolah kejuruan di Ketapang,” tegas orang tua murid.

Disisi lain, proyek pembangunan SMKN-2 Gunung Timang, di Desa Kandui, Kabupaten Barito Utara (Barut), harus menjadi perhatian kepolisian.

Sebab kali ini, sorotan bukan saja terkait teknis pekerjaan proyek. Melainkan bangunan itu, kini terkesan beralih fungsi menjadi lokasi pesta Narkoba, sekelompok warga.

Seperti saat tewenews.com memantau lokasi bangunan di Desa Kandui, Ibukota Kecamatan Gunung Timang. Tampak bekas peralatan pesta narkoba, tergeletak berserakan di sekitar bangunan.

Kini ini disekitar bangunan juga mulai ditumbuhi rumputan liar. Termasuk didalam ruangan, terlihat kotor dan jorok. Sudah tak terlihat asri lagi, apalagi posisi bangunan justru menjorok ke dalam tebing.

Selain itu, untuk menuju lokasi bangunan juga tidak mudah lagi. Sebab, ruas jalan ke lokasi bangunan tidak rata dan mulus lagi. Kini banyak terdapat lubang dan retakan bekas jalur air hujan.

“Bangunan sudah lama dibiarkan tak berfungsi. Hingga kini belum ada proses belajar mengajar di bangunan itu. Malah belakangan, dijadikan tempat pesta narkoba jenis sabu,” ungkap warga setempat, prihatin.

Seperti diketahui, kisruh hingga berujung tudingan korupsi proyek pembangunan SMKN, bermula setelah letak bangunan dipindah dari lokasi sebelumnya di Desa Ketapang ke Desa Kandui.

Alasan pemindahan sendiri, karena jalan menuju bangunan dinilai rawan banjir. Permasalahanya, bila bangunan di Kandui, murid SMKN Ketapang, tetap numpang belajar di bangunan SD di desa setempat. (tim)